Home » » Dasar Siklus Akuntansi

Dasar Siklus Akuntansi

Posted by Indonesia Akuntansi on Thursday, February 7, 2019

Gambar terkait
Belajar Akuntansi Mudah Terbaru

Identifikasi Transaksi


Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi transaksi. 
Akuntan harus mengidentifikasi transaksi sehingga dapat dicatat dengan benar.
Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi yang dapat dicatat adalah transaksi 
yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan dan dapat dinilai ke 
dalam unit moneter secara objektif. Selain itu, transaksi yang akan dicatat juga harus
memiliki bukti, jika tidak ada bukti maka transaksi tidak dapat dicatat dan dilaporkan 
dalam laporan keuangan. Bukti transaksi biasanya berupa kuitansi, nota, faktur,
bukti kas keluar, memo penghapusan piutang dan lain sebagainya. 
Bukti-bukti tersebut tentu saja harus sah dan diverifikasi.

Analisis Transaksi

Setelah mengidentifikasi transaksi, akuntan harus menentukan pengaruhnya terhadap posisi keuangan. Untuk memudahkan, Anda dapat menggunakan persamaan matematis: Aktiva = Kewajiban + Ekuitas. Sistem pencatatan adalah double-entry system, yaitu setiap transaksi yang dicatat akan berefek terhadap posisi keuangan didebit dan dikredit dalam jumlah yang sama. Sehingga setiap transaksi mempengaruhi sekurang-kurangnya dua rekening pembukuan.
 Pencatatan Transaksi Kedalam Jurnal
Setelah informasi transaksi dianalisis, kemudian dicatat secara runtut di buku jurnal.
Jurnal adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi-transaksi yang terjadi 
dalam suatu periode akuntansi. Proses pencatatan transaksi kedalam jurnal 
disebut penjurnalan (journalizing).  Terdapat dua macam jenis jurnal, jurnal umum 
dan jurnal khusus. Jurnal umum dikenal dengan istilah jurnal saja.
Biasanya pencatatan transaksi dimasukan kedalam satu rekening yang 
didebit dan satu rekening dikredit. Sedangkan, jurnal khusus, diselenggarakan 
untuk meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang. 
Contohnya seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan 
lainnya.

POSTING BUKU BESAR

Langkah selanjutnya yaitu mem-posting transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal ke dalam buku besar. 
Buku besar adalah kumpulan rekening-rekening pembukuan yang masing-masing 
digunakan untuk mencatat informasi tentang aktiva tertentu.
Pada umumnya, perusahaan mempunyai daftar susunan rekening-rekening 
buku besar yang disebut chart of accounts. Masing-masing rekening biasanya 
diberi nomor kode, untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan membuat 
cross-reference dengan pencatatan transaksi di dalam jurnal.
PENYUSUNAN NERACA SALDO
Neraca saldo adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar pada periode tertentu.
Cara menyusun neraca saldo sangat mudah, Anda hanya perlu memindahkan saldo 
yang ada di buku besar ke dalam neraca saldo untuk disatukan. Saldo pada neraca 
saldo harus sama jumlahnya. Jika jumlah saldo debit tidak sama dengan jumlah yang
ada di kredit maka dikatakan bahwa neraca saldo tidak seimbang, masih ada kesalahan. 
Jika demikian, maka akuntan harus mencari kesalahan yang terjadi sebelum laporan disusun.

Penyusunan Jurnal Penyesuaian


Jika pada akhir periode akuntansi, terdapat  transaksi yang belum dicatat, atau ada 
transaksi yang salah, atau perlu disesuaikan maka dicatat dalam jurnal penyesuaian.
Penyesuaian dilakukan  secara periodik, biasanya saat laporan akan disusun. 
Pencatatan penyesuaian sama seperti pencatatan transaksi umumnya. 
transaksi penyesuaian dicatat pada jurnal penyesuaian dan kemudian dibukukan
kedalam buku besarnya. Setelah itu saldo yang ada di buku besar siap disajikan
dalam laporan keuangan. Dengan kata lain, hasil akhir proses akuntansi adalah 
laporan keuangan yang disusun secara akrual basis.

Basis akrual (accrual basis) yaitu sebuah teknik pencatatan akuntansi, yang pencatatannya dilakukan saat terjadinya transaksi walaupun kas belum diterima. Dalam pencatatan menggunakan basis akrual ini tentu akan lebih akurat, dan dengan menggunakan basis akrual aset, kewajiban dan ekuitas mudah diukur. Di dalam basis akrual sebuah pendapatan akan diakui ketika perusahaan memiliki hak untuk melakukan penagihan dari hasil transaksi. Dan menggunakan basis akrual ini tidak memperdulikan kapan kas akan diterima, dan kapan kas dikeluarkan. Pengakuan biaya di dalam basis akrual ini ketika kewajiban membayar sudah jatuh tempo. Dan biaya tersebut sudah dapat diakui ketika kewajiban membayar sudah terjadi, meskipun kas belum dikeluarkan.
Basis kas (cash basis) yakni sebuah metode pencatatan di dalam akuntansi, yang hanya mencatat transaksi, jika ada penerimaan atau pengeluaran kas. Jadi, meski ada transaksi yang terjadi, misalnya hutang atau piutang. Tetapi karena tidak adanya kas yang masuk atau keluar, maka transaksi ini tidak dicatat jika menggunakan metode basis kas. Contohnya, jika Anda menerima pendapatan dari perusahaan lainnya, tetapi uangnya Anda terima nanti, maka transaksi tersebut tidak akan dicatat. Karena ini tidak ada kas yang masuk dan ini tidak dianggap sebagai pendapatan.

Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian


Pada tahap ini, Anda hanya perlu menyusun neraca saldo kedua dengan 
cara memindahkan saldo yang telah disesuaikan pada buku besar ke dalam 
neraca saldo yang baru. Saldo dari akun-akun pada buku besar dikelompokan
kedalam kelompok aktiva atau pasiva. Saldo antara kelompok aktiva dan pasiva
pada neraca saldo ini juga harus seimbang. Namun, ingat saldo yang seimbang 
belum tentu benar tetapi saldo yang benar pasti seimbang.

Penyusunan Laporan Keuangan

Berdasarkan informasi pada neraca saldo setelah penyesuaian, tahap 
selanjutnya yaitu menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun seperti:
a.) Laporan laba rugi, untuk menggambarkan kinerja perusahaan.
b.) Laporan perubahan modal, untuk melihat perubahan modal yang telah terjadi.
c.) Neraca, dapat digunakan memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.
d.) Laporan arus kas, memberikan informasi yang relevan mengenai kas keluar dan
kas masuk pada periode berjalan.

Penyusunan Jurnal Penutup

Setelah membuat laporan keuangan, akuntan harus membuat jurnal penutup. 
Jurnal penutup hanya dibuat pada akhir periode akuntansi saja. 
Rekening yang ditutup hanya rekening nominal atau rekening laba-rugi.
Caranya adalah dengan me-nol kan atau membuat nihil rekening terkait. 
Rekening-rekening nominal harus ditutup karena rekening tersebut digunakan 
untuk mengukur aktivitas atau aliran sumber-sumber yang terjadi pada periode berjalan. 
Pada akhir periode akuntansi, rekening nominal sudah selesai menjalankan 
fungsinya sehingga harus ditutup. Selanjutnya, pada periode berikutnya 
dapat digunakan kembali untuk mengukur aktivitas yang baru dan mulai terjadi.

Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan (Opsional)


Pada langkah ini, akuntan menyusun neraca saldo setelah penutupan. 
Neraca saldo ini adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar setelah 
dibuatnya jurnal penutup. Oleh karena itu neraca saldo ini hanya memuat
saldo rekening-rekening permanen saja. Tujuan pembuatan neraca saldo 
setelah penutupan adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo yang 
seimbang sudah benar. Sehingga penyusunan neraca saldo ini tidak wajib 
hanya bersifat opsional. 

Penyusunan Jurnal Pembalik (Opsional)

Tujuan jurnal pembalik adalah menyederhanakan prosedur pencatatan 
transaksi-transaksi tertentu yang terjadi secara repetitif pada periode berikutnya.
Karena tujuannya untuk menyederhanakan maka tahap terakhir ini juga bersifat
opsional. Jurnal pembalik biasanya dibuat pada awal periode berikutnya.
Caranya dengan membuat jurnal pembalik dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat.
Dengan kata lain membalikan akun yang telah dibuat pada jurnal penyesuaian dari
yang awalnya debit menjadi kredit dan dari yang awalnya kredit menjadi debit.
Sumber : Jurnal.Id
Kata Kunci :
Dasar - Dasar Akuntansi, Siklus Akuntansi, Belajar Akuntansi, Akuntansi Mudah, 
Pengantar Akuntansi, Akuntansi.

Thanks for reading & sharing Indonesia Akuntansi

Previous
« Prev Post

0 comments:

Post a Comment